pantai

pantai

Kamis, 26 April 2012

ZEOLIT


ACARA II
PENGGUNAAN ZEOLIT PADA PENGELOLAAN KUALITAS AIR BUDIDAYA IKAN










Disusun Oleh:
Nama              : Ida Mulyani
NIM                : H1I011005
Kelompok      : 10








JURUSAN PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2011







I.                  PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dewasa ini dalam perkembangan ilmu budidaya perikanan banyak dihadapkan masalah kandungan amoniak yang cukup besar dalam budidaya ikan. Kandungan amoniak itu berasal dari feses ikan dan sisa pakan yang tidak dimakan ikan. Amoniak yang cukup tinggi berbahaya pada kehidupan ikan karena amoniak bersifat toksik atau racun. Penanganan dalam mengatasi amoniak yang tinngi dalam budidaya ikan dan udang dapat menggunakan zeolit.
Amoniak merupakan suatu hasil degradasi bahan organik oleh mikroorganisme secara anaerob. Sumber utama senyawa nitrogen di dalam air berasal dari limbah atau buangan yang mengandung senyawa nitrogen yang berupa bahan organik seperti pupuk nitrogen (Siregar, 2007). Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan menggunakan suatu bahan yang dapat mengurangi kadar amoniak yaitu zeolit. Zeolit merupakan bahan yang berbentuk Kristal yang befungsi sebagai penyerap ion NH3, Fe, Mn, dari air, disamping itu juga dapat digunakan untuk menyerap gas CO2 (Tunjung dkk, 2008).
Zeolit (Zeinlithos) atau berarti juga batuan mendidih, di dalam riset-riset kimiawan telah lama menjadi pusat perhatian. Setiap tahunnya, berbagai jurnal penelitian di seluruh dunia, selalu memuat pemanfaatan zeolit untuk berbagai aplikasi, terutama yang diarahkan pada aspek peningkatan efektivitas dan efisiensi proses industri dan pencemaran lingkungan (Putra, 2011).
1.2. Tujuan
Tujuan praktikum penggunaan zeolit pada pengelolaan kualitas air budidaya ikan  adalah :
a.    Untuk mengetahui efektifitas zeolit dalam mengurangi kandungan amoniak pada air budidaya.




















II.               MATERI DAN METODE
2.1.    Materi Praktikum
2.1.1. Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum adalah bak plastik, seperangkat filter, pengaduk, lap, rol kabel, ember, botol mineral.
2.1.2.Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah zeolit dan sampel air.
2.2.   Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada jumat, 7 Oktober 2011, jam 15.00 s/d selesai di laboratorium Jurusan perikanan dan Kelautan UNSOED.
2.3.   Prosedur Kerja
Bak plastik dibersihkan pada air mengalir sampai bersih. Kemudian, bak plastik diisi dengan air sampel sebanyak 20 L, setelah itu zeolit dengan kadar 400 g (bubuk) diletakkan sedemikian rupa di filter, sehingga aliran air selalu melewatinya. Kandungan amonia dianalisis pada awal dan akhir percobaan, yaitu setelah dua minggu.






III.           HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil
Tabel Data KandunganAmoniak shift 2
Kadar Zeolit (g)
Kandunganamoniak
Awal (N0) (ppm)
2 minggu (Nt) (ppm)
200 batu
8,564
0,349
400 batu
8,564
0,419
200 bubuk
8,564
6,126
400 bubuk
8,564
0,279
200 mix
8,564
0,070
400 mix
8,564
0,418

3.2.  Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum diketahui bahwa kadar amoniak pada awal semua perlakuan adalah 8,564 mg/l, sedangkan untuk kadar amoniak setelah perlakuan yaitu dengan pemberian kadar zeolit yang berbeda mengalami penurunan yang sangat signifikan, pemberian zeolit sebesar 200 (bubuk) gr memberikan efek penurunan kadar amoniak menjadi 0,349, pemberian zeolit sebesar 400 gr (bubuk) kadar amoniak menurun menjadi 0,419, pemberian zeolit sebesar 200 gr (batu) kadar amoniak menurun menjadi 6,126, pemberian zeolit sebesar 400 gr (batu) kadar amoniak menurun menjadi 0,279, pemberian zeolit sebesar 200 gr (mix) kadar amoniak menurun menjadi 0,070, dan pemberian zeolit sebesar 400 gr (mix) kadar amoniak menurun menjadi 0,418.
Penurunan kadar amoniak yang paling tinggi adalah pada perlakuan kadar zeolit 200 mix, dan penurunan kadar zeolit yang paling rendah pada perlakuan 200 batu.  Hasil tersebut menunjukkan bahwa kadar  amoniak pada limbah mengalami penurunan seiring dengan penambahan dosis zeolit. Hal ini sesuai dengan pernyataan Johson dan Sieburth (1974) dalam Handoko (2003), bahwa penambahan zeolit dapat menurunkan kadar amoniak sehingga dapat mengurangi bahan-bahan toksik dalam perairan.
Zeolit merupakan bahan yang membentuk Kristal yang berfungsi sebagai penyerap ion NH3, Fe, Mn, dari air, disamping dapat digunakan untuk menyerap gas CO2 (Tunjung, 2008). Pada umumnya kadar amoniak akan meningkat dengan bertambahnya waktu, dengan adanya penambahan zeolit, laju peningkatan kadar amoniak akan berkurang karena sifat zeolit yang dapat mengikat H+ dan membebaskan kation Na+ (Lesmana, 2005).



















IV.           KESIMPULAN DAN SARAN
4.1.         Kesimpulan
Pemberian zeolit cukup efektif dalam menurunkan kandungan ammonia perairan.
4.2.         Saran
Jika dalam suatu kolam terjadi pencemaran akibat sisa pakan atau partikel terlarut lainnya disarankan untuk mengatasinya menggunakan sistem resirkulasi dengan zeolit karena sistem ini mampu menyerap partikel terlarut termasuk sisa pakan secara selektif.















DAFTAR PUSTAKA
Lesmana, D.S. 2005. Kualitas Air untuk Ikan Hias Air Tawar. Penebar Swadaya. Jakarta. 4 hal
Siregar,Asrul Syahri.2007. Limnologi. Jurusan Perikanan dan Kelautan. UNSOED. Purwokerto.
Tunjung, dkk. 2008. Penggunaan Zeolit dengan Dosis dan Waktu Pengamatan berbeda Terhadap Sintasan benih kan mas (Cyprinus carpio) dan perubahan parameter kimia air media dalam transportasi system tertutup. Berkala Ilmiah Perikanan Vol.3. No.2, Hal 16.


1 komentar:

  1. Kami menyediakan mineral alam zeolite, CaO (Kapur tohor) dan CaCO3 (kapatan). Hubungi 085863093505 or www.zeolitecikembar.blogspot.com

    BalasHapus