ACARA II
PENGGUNAAN
ZEOLIT PADA PENGELOLAAN KUALITAS AIR BUDIDAYA IKAN
Disusun Oleh:
Nama :
Ida Mulyani
NIM :
H1I011005
Kelompok :
10
JURUSAN
PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS SAINS
DAN TEKNIK
UNIVERSITAS
JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2011
I.
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Dewasa
ini dalam perkembangan ilmu budidaya perikanan banyak dihadapkan masalah
kandungan amoniak yang cukup besar dalam budidaya ikan. Kandungan amoniak itu
berasal dari feses ikan dan sisa pakan yang tidak dimakan ikan. Amoniak yang
cukup tinggi berbahaya pada kehidupan ikan karena amoniak bersifat toksik atau
racun. Penanganan dalam mengatasi amoniak yang tinngi dalam budidaya ikan dan
udang dapat menggunakan zeolit.
Amoniak
merupakan suatu hasil degradasi bahan organik oleh mikroorganisme secara
anaerob. Sumber utama senyawa nitrogen di dalam air berasal dari limbah atau
buangan yang mengandung senyawa nitrogen yang berupa bahan organik seperti
pupuk nitrogen (Siregar, 2007). Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan
menggunakan suatu bahan yang dapat mengurangi kadar amoniak yaitu zeolit.
Zeolit merupakan bahan yang berbentuk Kristal yang befungsi sebagai penyerap
ion NH3, Fe, Mn, dari air, disamping itu juga dapat digunakan untuk menyerap
gas CO2 (Tunjung dkk, 2008).
Zeolit (Zeinlithos)
atau berarti juga batuan mendidih, di dalam riset-riset kimiawan telah lama
menjadi pusat perhatian. Setiap tahunnya, berbagai jurnal penelitian di seluruh
dunia, selalu memuat pemanfaatan zeolit untuk berbagai aplikasi, terutama yang
diarahkan pada aspek peningkatan efektivitas dan efisiensi proses industri dan
pencemaran lingkungan (Putra, 2011).
1.2. Tujuan
Tujuan praktikum penggunaan zeolit pada
pengelolaan kualitas air budidaya ikan
adalah :
a.
Untuk mengetahui efektifitas zeolit
dalam mengurangi kandungan amoniak pada air budidaya.
II.
MATERI
DAN METODE
2.1. Materi Praktikum
2.1.1. Alat
Alat yang
digunakan dalam praktikum adalah bak plastik, seperangkat filter, pengaduk,
lap, rol kabel, ember, botol mineral.
2.1.2.Bahan
Bahan yang
digunakan dalam praktikum adalah zeolit dan sampel air.
2.2. Waktu
dan Tempat
Praktikum
dilaksanakan pada jumat, 7 Oktober 2011, jam 15.00 s/d selesai di laboratorium
Jurusan perikanan dan Kelautan UNSOED.
2.3. Prosedur
Kerja
Bak plastik
dibersihkan pada air mengalir sampai bersih. Kemudian, bak plastik diisi dengan
air sampel sebanyak 20 L, setelah itu zeolit dengan kadar 400 g (bubuk) diletakkan sedemikian rupa di filter, sehingga aliran air
selalu melewatinya. Kandungan amonia dianalisis pada awal dan akhir percobaan,
yaitu setelah dua minggu.
III.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
3.1.
Hasil
Tabel
Data KandunganAmoniak shift 2
Kadar Zeolit (g)
|
Kandunganamoniak
|
|
Awal
(N0) (ppm)
|
2 minggu (Nt) (ppm)
|
|
200
batu
|
8,564
|
0,349
|
400
batu
|
8,564
|
0,419
|
200
bubuk
|
8,564
|
6,126
|
400
bubuk
|
8,564
|
0,279
|
200
mix
|
8,564
|
0,070
|
400
mix
|
8,564
|
0,418
|
3.2. Pembahasan
Berdasarkan
hasil praktikum diketahui bahwa kadar amoniak pada awal semua perlakuan adalah
8,564 mg/l, sedangkan untuk kadar amoniak setelah perlakuan yaitu dengan
pemberian kadar zeolit yang berbeda mengalami penurunan yang sangat signifikan,
pemberian zeolit sebesar 200 (bubuk) gr memberikan efek penurunan kadar amoniak
menjadi 0,349, pemberian zeolit sebesar 400 gr (bubuk) kadar amoniak menurun
menjadi 0,419, pemberian zeolit sebesar 200 gr (batu) kadar amoniak menurun
menjadi 6,126, pemberian zeolit sebesar 400 gr (batu) kadar amoniak menurun
menjadi 0,279, pemberian zeolit sebesar 200 gr (mix) kadar amoniak menurun
menjadi 0,070, dan pemberian zeolit sebesar 400 gr (mix) kadar amoniak menurun
menjadi 0,418.
Penurunan
kadar amoniak yang paling tinggi adalah pada perlakuan kadar zeolit 200 mix,
dan penurunan kadar zeolit yang paling rendah pada perlakuan 200 batu. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kadar amoniak pada limbah mengalami penurunan
seiring dengan penambahan dosis zeolit. Hal ini sesuai dengan pernyataan Johson
dan Sieburth (1974) dalam Handoko (2003), bahwa penambahan zeolit dapat
menurunkan kadar amoniak sehingga dapat mengurangi bahan-bahan toksik dalam
perairan.
Zeolit
merupakan bahan yang membentuk Kristal yang berfungsi sebagai penyerap ion NH3,
Fe, Mn, dari air, disamping dapat digunakan untuk menyerap gas CO2
(Tunjung, 2008). Pada umumnya kadar amoniak akan meningkat dengan bertambahnya
waktu, dengan adanya penambahan zeolit, laju peningkatan kadar amoniak akan
berkurang karena sifat zeolit yang dapat mengikat H+ dan membebaskan
kation Na+ (Lesmana, 2005).
IV.
KESIMPULAN
DAN SARAN
4.1.
Kesimpulan
Pemberian zeolit
cukup efektif dalam menurunkan kandungan ammonia perairan.
4.2.
Saran
Jika
dalam suatu kolam terjadi pencemaran akibat sisa pakan atau partikel terlarut
lainnya disarankan untuk mengatasinya menggunakan sistem resirkulasi dengan
zeolit karena sistem ini mampu menyerap partikel terlarut termasuk sisa pakan
secara selektif.
DAFTAR PUSTAKA
Lesmana, D.S. 2005. Kualitas Air
untuk Ikan Hias Air Tawar. Penebar Swadaya. Jakarta. 4 hal
Siregar,Asrul Syahri.2007. Limnologi. Jurusan Perikanan dan Kelautan. UNSOED. Purwokerto.
Tunjung,
dkk. 2008. Penggunaan Zeolit dengan Dosis dan Waktu Pengamatan berbeda Terhadap
Sintasan benih kan mas (Cyprinus carpio) dan perubahan parameter kimia air
media dalam transportasi system tertutup. Berkala Ilmiah Perikanan Vol.3. No.2,
Hal 16.
Kami menyediakan mineral alam zeolite, CaO (Kapur tohor) dan CaCO3 (kapatan). Hubungi 085863093505 or www.zeolitecikembar.blogspot.com
BalasHapus